Powered by Blogger.

Search This Blog

Review Hayuni: Cooler Bag ASI-GABAG Ceri


Hi beautiful moms!

Harap maklum ya kalau postingan blog akhir-akhir ini kebanyakan mengenai perintilan ASIP. Kebetulan akhir-akhir ini barang yang dibeli kebanyakan keperluan untuk Sabina baik baju, buku, peralatan ASIP. Nantai kalau ibuknya sudah ada jatah beli makeup pasti akan review makeup lagi....

Kali ini saya mau review cooler bag dari Gabag yang seri Ceri. Jadi dari pas hamil saya sudah mulai mencari-cari peralatan tempur ASIP. Iya secara kalau beli sekaligus mah hamsyong deh rekening, kudu nyicil moms. Alhasil udah masukin beberapa pilihan cooler bag ASI. Tapi emangnya semua dari Gabag. Secara yang murce dan modelnya lucu-lucu ya. Tadinya sih mau beli yang model backpack tapi belum ada yang cocok di hati. Backpack keluaran Gabag kurang ok modelnya (menurut saya ya). Lalu saya cari-cari cooler bag yang jinjing. Berhubung saya suka warna pink akhirnya saya pilih Gabag Ceri ini. Kalau nanti adiknya Sabina laki-laki ya beli lagi aja cooler bag baru  (Semoga rizky selalu banyak Amin..).

Cooler Bag Gabag Ceri ini bahannya bagus tebal, jahitan tali jinjingnya juga kuat. Ada 2 kompartemen, bagian atas bisa digunakan untuk membawa alat pompa, alat tulis dll sedangkan yang bagian bawah adalah insulator yang digunakan membawa ASIP dengan ice gel atau blue ice pack.
Bisa muat 6-7 botol ASI BKA yang 100mL. Kalau saya sih jarang bawa botol banyak, karena sebagian ASIP disimpan dikantong ASIP untuk stok. Memudahkan penyimpanan di kulkas nanti. 
Bagian Insulator

Bagian atas
Di sisi kanan dan kiri terdapat kantong untuk membawa botol minum atau menyelipkan kantong plastik. Ada kantong di bagian depan dan tempat ID di bagian belakang. Bagian bawahnya tidak tembus air.

Pembelian Gabag Ceri ini sudah termasuk 2 ice gel masing-masing 400mL. 2 ice gel cukup untuk membawa ASIP dari kantor sampai rumah. Saya lebih suka cooler bag yang memiliki 2 kompartemen seperti ini. Jadi perlatan pompa ASI tidak akan tercampur dengan ASIP dingin. Cocok untuk membawa pompa ASI elektrik.
Ice Gel Pack GABAG

Selama hampir 2 bulan ini saya sih suka pakai Gabag Ceri ini. Walaupun merk lokal kualitas Gabag memang bagus. Terlihat dari bahan dan jahitan yang digunakan. Mungkin bagi sebagian orang warna Gabag Ceri ini terlalu mencolok. Tapi saya sih gak berasa risih, malah bangga sih jinjing tas ini bulak balik ruang kerja ke tempat pumping.. 

Nah..kalau moms pakai cooler bag juga? Kalau iya, cooler bag apa yang moms punya? Yuk cerita di kolom komen dibawah..rekomendasi cooler bag dari moms.

Sekian dulu review Cooler Bag-Gabag Ceri kali ini. Sampai ketemu direview selanjutnya.. 珞珞


Motherhood: Peralatan Tempur ASIP Sabina



Hi beatiful moms!

Mumpung Sabina lagi bobo, mau cerita mengenai peralatan tempur untuk ASIP. Tapi ini hanya sekedar share ya moms. Apalah saya hanya debu diantara moms berpengalaman semua..(lebaayy). Jadi seperti niatan saya dari awal, saya ingin memberikan ASIX untuk Sabina walaupun saya harus bekerja. Saya membekali diri terlebih dahulu (walaupun agak telat juga) sebelum mulai bekerja kembali. Saya baca buku mengenai ASI (bikin postingan rekomendasi buku juga kali ya) supaya tahu bagaimana Manajemen ASIP yang baik. 
Nah apa saja peralatan tempur ASIP yang saya siapkan, berikut list-nya:
  • Pompa ASI
Sebaiknya ketika memutuskan untuk membeli pompa ASI moms baca terlebih dahulu review mengenai merk pompa yang akan moms beli. Pertimbangan kondisi moms dan juga sesuaikan dengan budget. Berdasarkan pengalaman saya untuk ibu bekerja lebih baik pilih yang elektrik double pump. Dengan kondisi pekerjaan yang menumpuk moms bisa menghemat waktu pumping. Tetapi untuk yang elektrik pertimbangan ketersediaan listrik di tempat moms pumping ya. Kalau tidak ada colokan ya moms pilih pompa elektrik yang bisa menggunakan baterai. Saya pribadi menggunakan pompa Real Bubee double pump (lihat review disini). Sampai saat ini saya puas dengan performa pompa ASI Real Bubee.
Pompa ASI Real Bubee

  • Cooler Bag ASI
Saya pakai cooler bag dari Gabag. Bebas aja sih mau pakai cooler bag merk dan jenis apa. Sekarang ini kan banyak sekali model cooler bag yang bagus-bagus. Pertimbangkan yang memiliki 2 sekat kalau moms jika menggunakan pompa elektrik. Malah sekarang ada ya cooler bag yang model back pack. Jadi nyesel kenapa kemarin gak beli yang model back pack saja. Buat pemotor seperti saya kan jadi lebih ringkas, gak perlu nenteng 2 tas. 


Cooler Bag GABAG

  • Ice Gel atau Blue Ice Pack
Fungsi Ice Gel dan Blue Ice Pack ini untuk menjaga suhu di dalam cooler bag tetap dingin. Biasanya kalau beli cooler bag sudah dapat ice gel. Tapi gak ada salahnya sih beli blue ice pack untuk disimpan di freezer, persiapan kalau-kalau listrik padam. 
  • Wadah ASIP
Wadah ASIP juga sekarang beragam. Bisa pakai botol kaca, botol plastik BPA free atau kantong ASI. Sebenarnya sih lebih bagus pakai botol kaca, lemak ASI tidak akan menempel diwadah tapi penyimpanannya akan memakan tempat di freezer. Kalau punya freezer khusus ASIP sih ya gak masalah pakai botol kaca.


Botol Kaca ASI

  • Nursing Cover
Kenapa butuh nursing cover? Di tempat saya bekerja tidak ada ruangan khusus laktasi. Jadi saya memanfaatkan ruangan yang tidak terpakai. Ruangnnya berjendela kaca. Sebagian jendela menghadap keluar ditutup oleh roller blind, sedangkan jendela menghadap dalam dipasang sticker tapi itu juga tidak full. Jadi ruangnya tidak benar-benar tertutup rapat walaupun pintu bisa dikunci dari dalam. Mencegah hal yang tidak diinginkan maka saya pakai nursing cover yang model melingkar atau bisa juga menggunakan mukena atas. Realita yang harus dihadapi tapi harus tetap semangat..

Nursing Cover

  • Cemilan dan minuman
Yuhu kalau habis pumping pasti moms merasa lapar dan haus kan. Supaya ASI lancar perut harus tetap terisi.
  • Handphone
Ini sih biar gak sepi aja kalau sendirian pumping. Kan bisa lihat foto atau video Sabina. Atau bisa buat sambil Youtube-an....
  • Label dan Alat Tulis
Kalau ini untuk memberi label di wadah ASIP
Perjalanan menuju tempat pumping

Itu semua yang saya bawa ketika pumping. Banyak? Ribet? Gak sih, saya menikmati keribetan itu demi memberikan yang terbaik untuk Sabina..eaaa. Sama kah peralatan tempur ASIP kita moms? Kalau ada tambahan silahkan share di kolom komentar ya. Semoga bermanfaat untuk moms yang baru akan mempersiapkan peralatan ASIP. Happy pumping!! See you!! 



Review Hayuni: Pompa ASI Philips Avent, Mooimom dan Real Bubee


Hi beautiful moms!
Sudah hampir 3 bulan saya cuti dari pekerjaan. Sebentar lagi sudah harus balik ngeburuh pabrik (sekarang sih udah beneran balik ngeburuh). Huhuhu sedih tapi setiap orang pasti harus menghadapi konsekuensi atas pilihan yang diambil. Saya sendiri tahu dan menerima konsekuensinya walaupun tetap saja ada drama. Sementara waktu Sabina bakal diasuh sama mbah uti, karena kami (hasil diskusi sekeluarga besar ya bukan cuma maunya ibuknya Sabina ajah ) masih was was kalau Sabina harus diasuh orang lain. Rencananya habis lebaran baru pakai pengasuh. Iya...InsyaAllah walaupun Sabina ditinggal kerja dia tetap ASI. Dari kondisi saya juga tidak ada kendala apapun dalam memberikan ASI jadi kalau lancar sampai 2 tahun juga saya perjuangkan untuk ASI.

Nah...sebagai ibu bekerja saya sudah mempersiapkan diri untuk memberikan ASIP untuk Sabina. Jadi dari sebelum lahiran saya sudah menyicil peralatan ASIP. Pompa ASI, botol kaca (ini sih dikasih kakak ipar tercinta & dapat pinjeman dari teman kantor), alat sterilisasi (ini juga dipinjemin teman kantor), cooler bag ASI, kantong ASI dan freezer (ini sih pakai kulkas yang ada saja imbasnya bapak tidak boleh nyimpen es batu ).
Untuk kali ini yang akan saya bahas adalah pompa ASI. Review ini berdasarkan pengalaman dan pendapat saya ya. Kalau berbeda dengan moms jangan nyinyir okey share saja pengalamannya di kolom komen. Saya punya 3 pompa ASI. 2 yang beneran pompa yang 1 lagi seperti penampung ASI gitu (review singkat pernah saya post di IG). Kita bahas satu persatu ya…


  • Philips Avent Natural Manual Breast Pump
Philips Avent

Pompa ini saya tahu dari hasil blog walking, banyak para ibu yang pakai dan bilang ini pompa OK. Awalnya saya mau beli pompa ASI yang elektrik tapi saya berfikir takut gak kepakai sayang kalau beli mahal (padahal ini pompa juga mahal ). Lalu cari rekomendasi pompa ASI manual yang tidak membuat PD sakit muncul Philips Avent Manual Natural Breast Pump ini.


Part Pompa
Pompa ASI

Harga pompa ini sekitar Rp 500.000 -700.000 (Saya sih waktu itu beli dapat harga Rp 500.000). Pertama kali pakai sakit, saat itu kondisi puting saya kanan kiri lagi lecet parah sampai berdarah. Kalau kata teman yang sudah berpengalaman bilangnya kalau pertama kali pompa memang sakit. Berarti merk pompa ASI gak ngaruh dong 樂. Lalu setelah kondisi puting membaik saya coba pakai pompa ini lagi. Saya sendiri gak ada komplain dengan kualitasnya. Tuas pompanya enak gak keras, ada bantalan silikon di corongnya jadi nyaman. Keliatan bahan plastiknya bagus, part pompanya simpel jadi kalau tiap bersihin dan nyuci enak gak ribet. Pokoknya harga sesuai dengan kualitasnya lah. Tapi tetep...pegel pakai pompa manual yah .


  • Mooimom Silicon Manual Breast Pump


Mooimom Silicon Manual Breast Pump

Seperti yang saya ceritakan di IG. Saya tahu pompa ini dari kakak ipar waktu lagi ngobrolin perlengakapan bayi. Awalnya saya ragu mau beli ini, kepakai atau gak ya. Tapi karena waktu Sabina 1 bulan kalau menyusui malam PD sebelah yang tidak disusui penuh sekali sementara kalau tandem pakai pompa manual ribet sekali. Soalnya Sabina gak melulu tenang saat menyusu. Akhirnya saya beli ini. Harga yang merk Mooimom sekitar Rp 140.000an. Tapi ada juga merk lain yang lebih murah dan lebih mahal. Saya belum coba yang merk lain ya.
Sumpah saya gak nyesel sama sekali. Ini sangat berguna. Jadi kalau menyusui malam hari saya bisa tandem tampung ASI dari PD yang tidak disusui. Penggunaannya mudah tinggal tempel. Bahannya dari silicon. Jadi prinsipnya nempel terus nyedot atau nampung ASI yang menetes gitu. Memang tetap harus hati-hati sih supaya gak lepas dari PD pompanya. Tapi sepanjang saya pakai ini sangat memudahkan sih. Love lah pokoknya sama pompa ini .


  • Real Bubee Double Electric Pump


Real Bubee

Nah...kalau pompa elektrik ini rekomendasi dari teman kantor saya. Jadi sewaktu beli Philips Avent Manual Natural Breast Pump kan dikirim ke kantor nah pas banget dia lagi ada diruangan saya. Lalu cerita-cerita tentang pompa ASI deh. Kebetulan dia juga lagi cari pompa ASI (istrinya sih yang lagi nyari). Terus dia cerita ada pompa ASI elektrik murah, merk Real Bubbee desainnya sih dari Eropa tapi manufacture China. Harganya untuk yang double pump aja 150 ribu- 300 ribu. Murraahhh kaann…螺 Tapi karena murah itu saya belum langsung mau beli. Kefikiran buat beli ya pas udah ngerasa pegel pakai pompa manual.



Part Pompa

Part Mesin
Saya tanya sama teman kantor pengalaman istrinya pakai pompa Real Bubbee. Dia bilang lumayan bagus, daya hisapnya juga kuat dan bisa diatur. Akhirnya cerita ke suami dan dia bilang “beli aja, lagian pas awal ditawarin yang elektrik gak mau” . Karena merasa butuh, tapi budget minim, yaudah lah ya gambling saya beli aja. Memang sih kelihatan bahan plastik murah dan mahal yah, plastiknya seperti lebih tipis gitu. Terus valve nya juga terlihat ringkih dan gampang sobek dibanding dengan valve Avent. Tapi sampai sekarang sih pemakaian lebih dari 2 minggu masih ok. Buat pumping di kantor juga enak, jadi lebih cepat karena double pump. Semoga awet ya pompa ini sampai Sabina lulus ASIX bahkan sampai nanti 2 tahun..hihihi .


Nah...itu aja sih review pompa ASI yang saya punya. Dari semuanya, saya suka semuanya..hahaha. Soalnya ketiganya punya kegunaan yang berbeda jadi gak apple to apple kalau dibandingin. Moms ada yang pernah coba 3 pompa ASI diatas juga? boleh share pengalamannya di kolom komen.

Untuk pembelian bisa cek Mothercare yaa...


Update: Mesin pompa Real Bubee punya saya rusak. Kira-kira 2 bulan yang lalu. Sepertinya karena terkena air hujan (loh kok bisa mom?). Iya...saya kalau kerja kan naik motor lalu si tas ASI Gabag disimpan digantungan depan kan pas hujan deras ditengah perjalanan lupa dipindahkan kedalam tas kerja. Sedih deh...mesinnya seperti gak mau kalau dinyalain. Lampunya nyala tapi sebentar terus mati. Pak suami yang katanya mau coba benerin, bilangnya susah dibongkar mesinnya. Untungnya masih ada Pompa Avent. Huhuhu...jadi balik ke manual..

See you on next blog post!!


Review Hayuni: Melahirkan Aman, Nyaman dan Terjangkau Di Klinik Mutiara Bunda


Hi beautiful moms!!


Saya mau sedikit berbagi informasi mengenai Klinik bersalin tempat saya lahiran. Sebenarnya saya sudah menulis sedikit di draft tulisan saya yang Tips Memilih Tenaga Kesehatan. Tapi draft itu tetap menjadi draft yang belum sempat juga saya publish di blog..huhuhu. Karena pengalaman melahirkan Sabina di Klinik Mutiara Bunda sangat berkesan maka saya memutuskan untuk menuliskan pengalaman saya ini dalam satu postingan tersendiri. Sebagai bentuk terimakasih juga kepada tim bidan di Klinik Mutiara Bunda.
Jadi, Klinik Mutiara Bunda ini milik seorang bidan bernama Siti Rochma. Saya tau klinik ini dari forum ibu hamil yang memberikan informasi mengenai tenaga kesehatan yang mendukung gentle birth. Birth plan saya sendiri sih tidak muluk-muluk, saya hanya ingin lahiran normal, IMD (no SuFor) dan room in dengan bayi. Saya tidak bermaksud menjelekan RS tempat saya periksa kehamilan yang sebelumnya, hanya saja saya dapat cerita teman saya yang lahiran disana menandatangani surat bermaterai mengenai pemberian susu formula untuk bayinya dengan alasan air susunya belum keluar (apa prosedur di semua RS begitu?). Ya walaupun pihak RS memberikan pilihan tapi tetap saja tidak sevisi dengan saya. Maka saya mencari-cari tenaga kesehatan lainnya. Akhirnya menemukan Klinik Mutiara Bunda.
Periksa disana saat usia kandungan saya 6-7 bulan. Ada fasilitas USG jadi bisa melihat perkembangan janin. Lalu saya diberi penjelasan apa saja yang harus dilakukan dan diketahui saat usia kandungan 7 bulan. Saya diberi beberapa tips untuk memaksimalkan posisi janin. Terbiasa dengan Obgyn saya yang minim penjelasan saya jadi merasa ‘kenapa gak dari awal periksa disini ya’. Saya bisa tanya jika ada yang kurang jelas. Bidan Rochma beserta tim juga ramah sekali. Mama saya saja yang saat itu menemani saya lahiran bilang “Bidannya ramah banget ya mba, sabar bangettt...Alhamdulillah ya mba bisa lahiran disitu”. Memang super deh tim bidan Mutiara Bunda, saat saya datang ke klinik saya langsung ganti baju bersalin, VT baru pembukaan 2. Saya diminta goyang di gym ball dan kalau berasa kontraksi istirahat. Selama kontraksi saya dipijitin loh sama bidannya.
Peanut Ball (Doc: Mutiara Bunda)

Gym Ball (Doc: Mutiara Bunda
Lokasi Klinik Mutiara Bunda ada di perumahan Villa Mutiara. Namanya klinik pasti tidak sebesar RS ya tapi ruang periksa dan kamar bersalinnya bersih dan nyaman. Bu bidan Rochma sepertinya suka dengan design shabby chic gitu jadi tema kamarnya semua shabby chic. Karna saking nyamannya kamar bersalin jadi serasa dirumah sendiri gitu. Mungkin itu yang membuat persalinan kemarin berlangsung cepat (Baca: My Birth Story).
Kamar Bersalin (Doc: Mutiara Bunda)

Box Bayi (Doc: Mutiara Bunda)

Di Mutiara Bunda juga ada jasa baby spa. Bisa dipanggil kerumah loh. Kira-kira mau gak ya kalau ke Cibarusah? Hehehe. Untuk imunisasi dasar, ada lengkap di Mutiara Bunda. Kemarin setelah lahiran Sabina sudah dapat imunisasi Hepatitis B dan suntik vit K.

Ada yang lebih menarik lagi nih, kalau lahiran disini bisa newborn photoshoot loh. Pastinya fotonya kece dan kekinian. Saya kira fotonya berbayar tapi sepertinya tidak, memang bu bidannya suka mendokumentasikan para bayi yang lahir di Mutiara Bunda. Biaya lahiran normal termasuk terjangkau. Kemarin kalau saya totalnya Rp 2.700.000 menginap semalam. Kalau mau lahiran di Mutiara Bunda gak perlu bawa perlengkapan bayi banyak, karena sudah disediakan termasuk popok sekali pakai. Bahkan kemarin Sabina dapet jumper dan bedong dibawa pulang. Senangnya…
Hasil Photoshoot
Dapat Totte Bag

Alamat Lengkap Mutiara Bunda



Melahirkan di klinik bidan atau RS itu balik lagi ke pilihan pribadi masing-masing. Tapi yang penting kita harus tahu dan paham prosedur yang ada dan pastinya sejalan dengan apa yang kita inginkan. Semoga moms semua yang kebetulan mau lahiran diberikan kelancaran dan sehat ya. Amin. Sampai jumpa di postingan selanjutnya..
Salam...

Oia bisa juga dengarkan podcast review klinik mutiara bunda di:

Podcast-04





Motherhood: Sabina's Birth Story

Hi beautiful moms!!


Hampir sebulan saya tidak posting blog. Terakhir postingan blog saya cerita penantian HPL di #PreggyJournal saat itu saya sedang galau menanti kelahiran. Walau gak merasa deg-degan tapi galau juga karena rasanya mau buru-buru lahiran kefikiran sisa cuti hamil. 
Semenjak usia kandungan 6 bulan saya pindah tempat periksa. Saya memutuskan periksa di bidan Klinik Mutiara Bunda, lokasinya di perumahan Villa Mutiara 2 Cikarang. Memang agak jauh dari rumah tapi tenaga kesehatan bu bidan Siti Rochmah sevisi dengan saya. Beliau selalu kasih tips kehamilan dan jelang kelahiran. Jadi dapat edukasi mengenai kehamilan.
HPL saya adalah 24 Februari 2018, saat periksa ke bidan posisi dan kondisi bayi bagus. Kondisi saya juga Alhamdulillah bagus. Lalu disarankan periksa lagi tanggal 28 Februari 2018. Saat itu saya dapat dukungan positif dan diingatkan untuk bersabar oleh bu bidan. Saat itu saya cek VT (yang rasanya aduhai itu loh), posisi kepala sudah dibawah memang tapi masih jauh.
Lalu saya dan suami pulang. Dijalan saya merasakan perut bagian bawah tidak enak. Sebenarnya sudah dari pagi saya merasa tidak enak, saat tidur siang posisi miring saya merasa ada yang mendorong menyembul diperut. Tapi karena sebelumnya saya hanya merasakan kontraksi palsu ya saya santai saja. Sampai dirumah rasa sakitnya tetap ada. Rasanya seperti mau haid, tapi kadang hilang lalu muncul lagi. Saya masih berfikir itu kontraksi palsu, sampai selepas magrib rasa sakitnya terus datang. Saya WA bu bidan. Lalu pakai applikasi saya hitung jarak kontraksi. Tapi berhubung kami belum berpengalaman ya gak ngerti caranya menghitung kontraksi. Hasil pengamatan kami mah jarak kontraksinya sudah dekat. Tapi memang masih bisa ditahan.
Sampai jam 11 malam lalu muncul flek. Tanda-tanda persalinan kedua nih, fikir saya saat itu. WA bu bidan lagi. Masih diminta santai dan tidur miring kiri. Gak bisa tidur sumvah..setiap mau tidur rasa sakitnya datang. Piye coba. Alhasil bulak balik jalan dikamar aja semaleman. Sampai subuh pas BAK keluar gumpalan darah coklat gitu. Panik dong, langsung telfon bu bid. Masih diminta tenang. Boleh datang jam 9 pagi. Tapi gak kuat nunggu jam 9, akhirnya habis subuh sudah siap-siap menuju klinik. Jaraknya agak jauh dari rumah dan ditambah jalanan pagi hari yang macet. Order GrabCar aja gak ada yang mau ambil. Telfon sana sini cari mobil. Cari supir sih tepatnya. Mobil mah ada punya mertua tapi berhubung ade ipar yang bisa nyetir kerja di Jakarta ya sudah repot deh. Padahal suami punya SIM A loh, ikut kursus nyetir juga tapiii...ah sudah lah jangan dibahas.
Jam 8 pagi kami sampai di klinik. VT masih pembukaan 2. Langsung diminta BAK dan ganti baju. Lalu mulai lah bergerak jalan-jalan dan goyang di atas gym ball. Kalau berasa kontraksi berhenti goyang, posisi badannya dikedepanin sandaran di peanut ball. Dibelakang ada asisten bu bidan yang siap mijit-mijit pinggang. Pijat oksitosin ini benar-benar membantu loh mengurangi sakit kontraksi. Lalu jam 9 VT sudah bukaan 6. Ya pokoknya saya sudah pasrah di VT berulang kali. Untungnya proses persalinan saya termasuk cepat. Jam 10 sudah ada dorongan mengejan. Kepala bayi sudah crowning. Nah..disini lah mulai kehebohan mengejan. Tenaga saya sudah terkuras dari semalam kontraksi. Pagi sarapan bubur hanya beberapa sendok. Sudah gak kefikiran ingin makan apapun. Wong yang dirasa cuma sakit kontraksi. Haha.. Saya pasrah lah harus episiotomi (eh tapi gak kerasa kok pas diguntingnya). Dijahitnya juga udah gak difikirin rasanya. Alhamdulillah bayi perempuan lahir pada jam 10:35 dengan berat 3,7Kg dan panjang 50Cm. Rasa heboh kontraksi dan mengejan itu hilang seketika pas lihat Sabina. Subhanallah siapa yang gak nangis lihat bayi mungil meluk-meluk ibunya. Huhuhu lama ya nak nunggu ketemu kamu.
Saat itu baby Sabina langsung IMD (Inisiasi Menyusu Dini) dan DCC (Delay Cord Clamping) penundaan pemotongan tali pusat. Jadi dari pagi jam 10:30 baru dipotong sekitar jam 19:30. Saya menginap semalam di Klinik Mutiara Bunda (reviewnya akan saya buat terpisah ya). Besok paginya saya sudah boleh pulang.
Tips buat yang mau lahiran normal jangan bayangkan rasa sakit kontraksi tapi persiapkan tenaga untuk mengejan. Banyak minum air madu, usahakan makan dulu apalagi kalau gak sempat tidur pas lagi kontraksi kalla 1. Selebihnya pasrah kepada Yang Maha Kuasa..
Semangat buat para bumil yang sedang menantikan kelahiran sang bayi..