Hi beautiful moms!!
Huaahhh...usia kandungan saya sekarang sudah memasuki #39weeks. Kalau baca-baca #PreggyJournal yang sebelumnya pernah saya tulis, rasanya bersyukur sekali bisa sampai di tahap ini. Doakan supaya sehat selalu dan lancar dipersalinan nanti ya moms. Kalau ditanya deg-degan atau tidak, saat ini sih saya belum merasa deg-degan. Saya masih santai, tapi gak tau juga ya kalau nanti sudah berasa kontraksi semoga sih gak heboh ya biar tenaga gak terbuang percuma. Di trimester ketiga ini saya mau cerita beberapa pengalaman yang saya dapatkan. Harapannya sih semoga moms yang sedang hamil anak pertama seperti saya mendapatkan informasi bermanfaat. Tapi kalau ternyata di tulisan ini saya malah terlihat seperti curcol-an maklumi ya moms, namanya juga calon emak.
- Senam Hamil
Dari awal kehamilan saya suka sekali baca mengenai Gentle Birth dan cita-cita saya bisa lahiran normal (Amin Ya Rabb). Jadi saya memperbanyak baca buku atau blog dan mengikuti informasi di berbagai media sosial mengenai Gentle Birth. Saya jadi tahu mengenai Prenatal Yoga, Pilates dan senam hamil. Sebenarnya maunya ikut prenatal yoga, tapi sulit sekali cari kelas yoga yang dekat dengan tempat tinggal saya. Sebenarnya ada di daerah Sukaresmi Lippo Cikarang, tapi masih jauh sih dan pak suami gak mau antar. Secara dari senin-jumat sudah macet-macetan antar jemput saya kerja ke arah Jababeka. Jadi weekend maunya buat istirahat. Akhirnya saya cari informasi lagi dan dapat kelas senam hamil di RS Permata Jonggol. Kalau dari segi lokasi lalu lintas ke RSnya lancar dan lebih dekat. Jadilah saya ikut senam hamil di RS Permata Jonggol. Biayanya untuk yang datang per pertemuan Rp 30.000 dan untuk yang paketan Rp 100.000/4 kali pertemuan. Saya sempat ikut 6 kali pertemuan. Maunya sih sampai saat melahirkan, tapi ternyata bidan instrukturnya mau cuti panjang di bulan Februari. Tapi saya sudah foto semua gerakan senamnya supaya bisa tetap senam dirumah.
Olahraga untuk ibu hamil penting loh moms, supaya kondisi tubuh kita ini sehat melewati kehamilan dan persalinan. Tujuannya juga untuk mengoptimalkan posisi janin. Penting untuk yang lahiran normal.
- Posisi Janin
Masuk usia sekitar 35 minggu, saya sedikit stress dengan posisi janin. Jadi bidan instruktur senam bilang kalau anak pertama masuk 34 minggu kepala janin harus sudah dibawah, tapi saat senam itu saya diperiksa si bayi masih bergerak. Sepanjang senam saya stress sekali, rasanya nafas juga semakin pendek, pokoknya senam hari itu saya merasa tersiksa. Lalu besokannya ketika periksa saya cerita ke bidan yang memeriksa saya (kliniknya akan saya ceritakan di postingan berbeda ya). "kepalanya masih ngegantung ya bu...?". Lalu kami ngobrol. Bu bidan Rochma memang tipenya santai gak nakut-nakutin kalau memang gak ada keluhan atau gangguan medis lain. Bu bidan malah bilang "wis..santai aja mba. kepala belum mapan (belum masuk pinggul) gak apa-apa. Dirimu masih kerja toh, masih banyak gerak. Tapine sungsang buat saya juga gapapa kok. Berat bayinya sudah 2Kg ya, normal. Nanti usahakan 3.5Kg pas sudah 38an minggu eh tapi yo mau gede bayinya juga gak masalah ding". Alhamdulillah rasa khawatir saya berkurang.
Bahkan kemarin ini pas usia 38 minggu saya periksa lagi kepalanya bayi sudah mapan. Tinggal menunggu tanda-tanda melahirkan. Sudah dikasih tips lagi seperti biasa, diingatkan harus tenang pas kontraksi (kalau ini sih gak tau deh pas hari H nya gimana). Semoga persalinan saya nanti lancar, sehat semua, ibu, bayi, bapak, bu bidan, keluarga dan semua yang akan bantu persalinannya. Amin ya Rabb. Mohon doanya ya moms.
Untuk mengoptimalkan posisi janin ada beberapa gerakan mudah yang bisa moms lakukan. Seperti, jalan kaki dengan langkah lebar. Squat atau jongkok berdiri. Pelan-pelan saja kalau melakukan jongkok berdiri ini. Bisa juga minta bantuan suami untuk memeganngi. Nungging, kalau shalat sujudnya bisa agak dilamain. Ada juga gerakan yoga tapi lebih baik dilakukan dengan pengawasan instruktur. Biar gak salah gerakan.
Untuk mengoptimalkan posisi janin ada beberapa gerakan mudah yang bisa moms lakukan. Seperti, jalan kaki dengan langkah lebar. Squat atau jongkok berdiri. Pelan-pelan saja kalau melakukan jongkok berdiri ini. Bisa juga minta bantuan suami untuk memeganngi. Nungging, kalau shalat sujudnya bisa agak dilamain. Ada juga gerakan yoga tapi lebih baik dilakukan dengan pengawasan instruktur. Biar gak salah gerakan.
- Cuti Hamil
Kalau bahas mengenai kehamilan itu gak akan ada habisnya dengan komentar dari para komentator..hihihi. Termasuk cuti hamil. Ada banyak saran kapan waktu yang pas untuk mengambil cuti hamil. Di Indonesia ada peraturannya ya moms wanita hamil mendapatkan cuti selama 3 bulan (kurang lama bu menteri...). Kalau baca diperaturannya sih 1,5 bulan sebelum melahirkan dan 1,5 bulan setelah melahirkan. Penerapannya berbeda-beda tergantung kebijakan perusahaanya sendiri. Kalau di tempat saya bekerja 3 bulan cuti boleh diambil kapan pun. Mau dari lama gapapa atau mau nunggu kontraksi dulu baru cuti juga gapapa. Kalau saya pribadi ambil cuti sekitar 3 minggu sebelum HPL. Sebenarnya sih karena saya sudah merasa capek di jalan. Jalanan dari rumah ke tempat kerja memakan waktu 1 jam menggunakan motor, belum lagi kalau macet. Aduhai sekali rasanya bok*ng ini pegalnya. Saya bisa 2x berhenti istirahat buat meregangkan kaki dan paha.
Saya juga ingin punya waktu untuk beres-beres rumah dan perlengkapan bayi. Kalau kerja saya gak punya waktu untuk bersih-bersih perlengkapan bayi. Weekend yang ada saya gunakan untuk istirahat. Seminggu cuti ini saja belum semua perlengkapan beres, masih dicicil yang dibersihkannya, apalagi cuaca sedang hujan terus duh jemuran lama kering jadinya
Oia tapi setiap ibu punya pertimbangan berbeda ya. Jadi selagi ibu hamil masih kuat bekerja tidak masalah ambil cuti mendekati HPL.
- HPL
Nah ini hal lain yang menyebalkan dari sederet pertanyaan yang ditanyakan ke ibu hamil. Haha jadi mau buat list pertanyaan menyebalkan yang didapat selama hamil, tunggu yaa.. Jadi kalau sudah hamil tua, apalagi sudah masuk 9 bulan beberapa orang akan menanyakan kapan lahiran, atau paling tidak kapan perkiraan lahirannya. Mungkin untuk orang yang menanyakan itu adalah suatu bentuk kepedulian. Tapi...terkadang malah jadi menyebalkan. Apalagi kalau pertanyaannya didapat ketika sudah lewat HPL tapi belum lahir juga. Kalau yang saya alami sampai saat ini sih ya belum sampe bikin stress, tapi ya sudah cukup bikin nyengir meringis sambil istighfar dalam hati dan menghela nafas "sabar". Makanya lebih baik jangan kasih tahu HPL ke orang-orang yang bertanya. Ya tapi sih menurut saya paling bagus merahasiakan HPL. Biar orang-orang gak nanya atau komen kenapa belum lahir.
Kalau masih ditanya jawab saja sambil senyum semanis dan sesumringah mungkin "rahasia... rahasia Allah..."
Apapun hal yang terjadi di trimester akhir kehamilan, bumil harus tetap semangat dong! Sebentar lagi akan bertemu bayi yang selama ini sudah dicintai, disayang, dijaga dan diperjuangkan selama 9 bulan. Tidak putus berdoa agar lancar proses persalinan dan diberikan kesehatan untuk semuanya. Amin.