Powered by Blogger.

Search This Blog

Motherhood: Pengalaman Vaksin Di Rumah Vaksinasi Cikarang


Hello beautiful moms!!

Lama (pakai banget) saya tidak posting artikel di blog. Maaf ya blog, saya terlalu asyik mengurus Sabina. Kalau ada waktu luang pas Sabina bobo, malah jadi ikutan bobo juga . Anyway, kali ini tanpa basa-basi pembukaan saya mau cerita pengalaman saya memvaksinasi Sabina di Rumah Vaksinasi Cikarang.
Jadi masih bersambung dari tulisan saya yang "Vaksinasi anak di Posyandu, Puskesmas, Bidan, RS atau RV?" saya memang berniat untuk memberikan Vaksinasi Dasar Lengkap dan Vaksinasi tambahan untuk Sabina. Seperti yang dituliskan di postingan tersebut, Vaksinasi Tambahan bisa dilakukan di RS kan cenderung biayanya mahal, maka saya memutuskan untuk Vaksinasi di Rumah Vaksinasi (RV). Awalnya tau dari mana sih RV ini? Saya tahu RV ini saat baru menikah. Saat itu bapaknya Sabina terkena Hepatitis, saya dianjurkan untuk vaksinasi oleh kakak ipar dan dia bilang kalau mau lebih terjangkau vaksinasi di RV saja. Saat itu RV terkedat hanya ada di Bekasi Barat. Mau kesana rasanya tuh jauh...jauh... Yasudah lah saat itu gak jadi vaksinasi.
Sewaktu hamil, saya buka website RV dan ternyata sudah ada RV di Cikarang. Seneng banget... Jadi tak perlu jauh-jauh ke Bekasi. Sabina vaksin PCV di RV Cikarang. Lokasi RV Cikarang ada di perumahan Cikarang Baru, daerah tongkrongan ibuk lah ya . Kalau dari rumah sekitar 45-50 menit ya tetep itungannya jauh. Alamat dan kontak RV Cikarang nanti dituliskan di akhir postingan ya. Walau lokasinya di dalam perumahan tapi gak susah kok carinya, searching di google maps juga bisa langsung ketemu. Moms tidak perlu khawatir semua vaksin di RV ini terjamin keasliannya .


Jadi satu rumah disulap jadi RV. Di teras bagian depan tempat pendaftaran, pengukuran berat dan tinggi badan. Disediakan kursi untuk menunggu antri saat pendaftaran. Kemudian masuk ke ruang tamu dan keluarga dijadikan area menunggu dan bermain anak. Disediakan playmat, mainan anak dan TV. Jadi sambil nunggu anak bisa bermain. Lalu kamar pertama digunakan untuk ruang praktek dokter. Kamar kedua digunakan untuk Nursery Room. Cukup lengkap ya fasilitasnya. Dan dibandingkan di RS menurut saya lebih nyaman di RV untuk orangtua dan anak saat menunggu antrian. Tidak khawatir dengan paparan penyakit dari orang-orang yang berobat di RS.
Tempat Daftar
Area Bermain
Sabina habis ganti popok main dulu

Dokter yang bertugas di RV mempunyai surat izin praktek. Di RV Cikarang dokter yang bertugas namanya dr. Muhammad Yusra Firdaus, dokternya enak selain vaksin kita bisa konsultasi tumbuh kembang anak secara cuma-cuma alias gratis (jiwa emak-emak).
Surat Izin Praktek

Oh iya jadwal RV Cikarang adalah hari Sabtu dan Minggu. Tapi tetap sebelum datang lebih baik konfirmasi via WA terlebih dahulu untuk kepastian jadwalnya. Untuk update harga Vaksin yang terbaru bisa dilihat langsung di website resmi Rumah Vaksin. Juga untuk tau informasi lain mengenai Ruma Vaksin moms bisa buka website Rumah Vaksin . Sekian cerita pengalaman saya vaksinasi di RV, semoga bisa bermanfaat buat moms yang sedang mencari info mengenai RV Cikarang. See you on next post!! 

Rumah Vaksin Cikarang
 Jl. Kancil IX blok E-71 Jababeka II , RT 07/RW 07 Sertajaya, Cikarang Timur, Bekasi
081247124612 (bisa whatsapp juga ya)


Vaksinasi anak di Posyandu, Puskesmas, Bidan, RS atau RV?


Halo bu ibu !

Bukan sok-sokan bukan pula sok iyey, tulisan saya kali ini akan membahas mengenai Vaksinasi untuk anak. Ini sih lagi-lagi cerita pengalaman pribadi ditambah baca-baca dan tanya tenaga kesehatan. So, buat ibu-ibu yang masih bingung bin galau semoga tulisan ini bisa membantu .
Obrolan mengenai vaksin sudah dimulai saat saya hamil trimester 2. Saya dan suami sepaham dan sepakat untuk memberikan vaksin kepada anak-anak (kan berencana nambah yess pak ) kami. Lalu saya mulai mencari informasi vaksin apa saja yang dibutuhkan untuk anak dan ini rangkuman informasi yang saya dapat. Jadi ada vaksinasi dasar dan tambahan. Tapi sewaktu baca artikel di website DepKes RI ternyata Kementrian Kesehatan melakukan perubahan konsep untuk Imunisasi Dasar Lengkap menjadi Imunisasi Rutin Lengkap. Imunisasi Rutin Lengkap terdiri dari Imunisasi dasar dan lanjutan.
Kita bahas Imunisasi rutin lengkap (untuk selanjutnya saya akan pakai kata Vaksinasi) terlebih dahulu ya. Dari yang saya baca vaksinasi dasar terdiri dari vaksin Hepatitis B, BCG, Polio, DPT, Hib dan Campak (atau MR). Kemudian untuk vaksinasi lanjutan, bayi bawah dua tahun (Baduta) usia 18 bulan diberikan vaksinasi (DPT-HB-Hib dan Campak/MR), kelas 1 SD/Madrasah/Sederajat diberikan (DT dan Campak/MR), Kelas 2 dan 5 SD/Madrasah/sederajar diberikan (Td). Nah..vaksinasi rutin lengkap ini disubsidi oleh pemerintah. Jadi sejatinya ibu-ibu sekalian tidak perlu bingung, Imunisasi rutin lengkap ini biasanya pemerintah rutin melakukan vaksinasi gratis dan jadwalnya ada di Posyandu, Puskesmas dan Sekolah-sekolah (untuk vaksinasi lanjutan).
Pengalaman saya, Sabina belum pernah memang vaksinasi di posyandu karena dilingkungan tempat tinggal jadwal posyandunya tidak rutin. Vaksinasi di puskesmas juga belum pernah karena jadwal puskesmas itu kan biasanya pagi di hari kerja, pasti saya gak bisa. "Terus Sabina vaksinasi dimana dong kalau gitu? Di RS? Sama aja mahal dong.." Eitsss tenang ibu-ibu jangan nyinyir dulu. Sabina biasa vaksinasi di klinik bidan deket rumah (duh maap lupa nama kliniknya). FYI, biasanya klinik bidan praktek itu dapat suplai vaksin dari puskesmas juga. "Tapi kok gak gratis kalau saya vaksinasi di bidan?". Iya..memang gak gratis tapi tetap tergolong murah toh bayarnya? Biasanya sih itu hanya bayar biaya suntik saja cuma Rp 45.000-50.000an ya kan? Bahkan kalau di Jogja (kata kakak ipar) jasa suntik bidan hanya RP 25.000-an. Murah lah ya. Ya kecuali klinik bidannya menyediakan vaksinasi tambahan atau diluar vaksin yang disubsidi pemerintah. Tenang bu ibu yang vaksinasi rutin lengkapnya yang subsidi pemerintah itu terjamin keasliannya. Justru berita vaksin palsu yang sempat beredar dulu itu kejadiannya lebih banyak di RS. 
Eh tadi katanya vaksinasi di RS mahal ya? Menurut cerita pengalaman teman saya yang vaksinasi anaknya di RS sih begitu. Ternyata kenapa mahal, ya karena tidak disubsidi pemerintah (vaksin rutin lengkap dan tambahan). Tergantung merk vaksin yang dipakai juga, misal untuk vaksinasi DPT saja banyak merk-nya, lokal atau luar, bisa yang gak demam dan belum lagi kalau mau vaksin combo. Kalau ngomongin combo, vaksin subsidi pemerintah juga sudah combo loh Pentabio (DPT, Hib, HB) misalnya. Kalau pakai demam atau gak demam mah...hmm...lagi-lagi preferensi, tapi wong namanya juga biar antibodinya kuat ya kudu berjuang dulu melawan si virus dan bakteri yang dimasukkan itu. Lagipula demam itu bukan sesuatu yang harus ditakutkan (baru tau setelah jadi ibu), itu tanda kalau tubuh kita sedang melawan penyakit. Lagian kalau KIPI-nya cuma demam dan rewel mah rasah repot bu, tinggal susui dan gendong (lah itu repot tauk buk, 樂 eh masa). Kapan-kapan bahas KIPI juga kali ya, wisshh fokus ini dulu bu fokus. Oh iya kalau di RS juga ditambah biaya konsultasu dokter spesialis anak dan yang nyuntik ya dokternya (katanya sih). Silahkan total harga vaksinnya + biaya konsultasi dokter spesialis yang pastinya beda sama biaya jasa bidan.  
Semoga nanti bisa icip vaksinasi di Puskesmas atau Posyandu (loh buk kirain mau vaksinasi yang di RS)...dududu 

Jadwal Imunisasi Anak Usia 0-18 Tahun dari IDAI

Nah untuk vaksinasi tambahan ibu-ibu bisa lihat di Jadwal Rekomendasi Vaksinasi Anak dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). Tabel rekomendasi juga ada jadwal vaksinasi rutin lengkapnya ya. Perlu diingat untuk vaksin tambahan tidak disubsidi pemerintah, pasti harganya jauh lebih mahal dan biasanya jarang tersedia di Posyandu dan Puskesmas. Vaksinasi tambahan bisa juga dilakukan di RS atau RV (Rumah Vaksinasi). Saran saya kalau ingin lebih hemat vaksinasi di RV saja. Untuk yang belum tahu RV, monggo dikunjungi website Rumah Vaksinasi terlebih dahulu. Nanti (InsyaAllah) di postingan selanjutnya saya akan cerita pengalaman vaksin di RV-Cikarang.
Anyway, dimanapun vaksinasinya itu semua balik lagi ke preferensi masing-masing ibu (juga bapak) . Seperti yang saya jelaskan diatas, saya hanya ingin berbagi pengalaman saja. Nah, kalau ibu pilih mana vaksinasi di Posyandu, Puskesmas, Klinik bidan, RS atau RV? Yuk share pengalamannya di kolom komen yaa...





Review Hayuni: Cooler Bag ASI-GABAG Ceri


Hi beautiful moms!

Harap maklum ya kalau postingan blog akhir-akhir ini kebanyakan mengenai perintilan ASIP. Kebetulan akhir-akhir ini barang yang dibeli kebanyakan keperluan untuk Sabina baik baju, buku, peralatan ASIP. Nantai kalau ibuknya sudah ada jatah beli makeup pasti akan review makeup lagi....

Kali ini saya mau review cooler bag dari Gabag yang seri Ceri. Jadi dari pas hamil saya sudah mulai mencari-cari peralatan tempur ASIP. Iya secara kalau beli sekaligus mah hamsyong deh rekening, kudu nyicil moms. Alhasil udah masukin beberapa pilihan cooler bag ASI. Tapi emangnya semua dari Gabag. Secara yang murce dan modelnya lucu-lucu ya. Tadinya sih mau beli yang model backpack tapi belum ada yang cocok di hati. Backpack keluaran Gabag kurang ok modelnya (menurut saya ya). Lalu saya cari-cari cooler bag yang jinjing. Berhubung saya suka warna pink akhirnya saya pilih Gabag Ceri ini. Kalau nanti adiknya Sabina laki-laki ya beli lagi aja cooler bag baru  (Semoga rizky selalu banyak Amin..).

Cooler Bag Gabag Ceri ini bahannya bagus tebal, jahitan tali jinjingnya juga kuat. Ada 2 kompartemen, bagian atas bisa digunakan untuk membawa alat pompa, alat tulis dll sedangkan yang bagian bawah adalah insulator yang digunakan membawa ASIP dengan ice gel atau blue ice pack.
Bisa muat 6-7 botol ASI BKA yang 100mL. Kalau saya sih jarang bawa botol banyak, karena sebagian ASIP disimpan dikantong ASIP untuk stok. Memudahkan penyimpanan di kulkas nanti. 
Bagian Insulator

Bagian atas
Di sisi kanan dan kiri terdapat kantong untuk membawa botol minum atau menyelipkan kantong plastik. Ada kantong di bagian depan dan tempat ID di bagian belakang. Bagian bawahnya tidak tembus air.

Pembelian Gabag Ceri ini sudah termasuk 2 ice gel masing-masing 400mL. 2 ice gel cukup untuk membawa ASIP dari kantor sampai rumah. Saya lebih suka cooler bag yang memiliki 2 kompartemen seperti ini. Jadi perlatan pompa ASI tidak akan tercampur dengan ASIP dingin. Cocok untuk membawa pompa ASI elektrik.
Ice Gel Pack GABAG

Selama hampir 2 bulan ini saya sih suka pakai Gabag Ceri ini. Walaupun merk lokal kualitas Gabag memang bagus. Terlihat dari bahan dan jahitan yang digunakan. Mungkin bagi sebagian orang warna Gabag Ceri ini terlalu mencolok. Tapi saya sih gak berasa risih, malah bangga sih jinjing tas ini bulak balik ruang kerja ke tempat pumping.. 

Nah..kalau moms pakai cooler bag juga? Kalau iya, cooler bag apa yang moms punya? Yuk cerita di kolom komen dibawah..rekomendasi cooler bag dari moms.

Sekian dulu review Cooler Bag-Gabag Ceri kali ini. Sampai ketemu direview selanjutnya.. 珞珞


Motherhood: Peralatan Tempur ASIP Sabina



Hi beatiful moms!

Mumpung Sabina lagi bobo, mau cerita mengenai peralatan tempur untuk ASIP. Tapi ini hanya sekedar share ya moms. Apalah saya hanya debu diantara moms berpengalaman semua..(lebaayy). Jadi seperti niatan saya dari awal, saya ingin memberikan ASIX untuk Sabina walaupun saya harus bekerja. Saya membekali diri terlebih dahulu (walaupun agak telat juga) sebelum mulai bekerja kembali. Saya baca buku mengenai ASI (bikin postingan rekomendasi buku juga kali ya) supaya tahu bagaimana Manajemen ASIP yang baik. 
Nah apa saja peralatan tempur ASIP yang saya siapkan, berikut list-nya:
  • Pompa ASI
Sebaiknya ketika memutuskan untuk membeli pompa ASI moms baca terlebih dahulu review mengenai merk pompa yang akan moms beli. Pertimbangan kondisi moms dan juga sesuaikan dengan budget. Berdasarkan pengalaman saya untuk ibu bekerja lebih baik pilih yang elektrik double pump. Dengan kondisi pekerjaan yang menumpuk moms bisa menghemat waktu pumping. Tetapi untuk yang elektrik pertimbangan ketersediaan listrik di tempat moms pumping ya. Kalau tidak ada colokan ya moms pilih pompa elektrik yang bisa menggunakan baterai. Saya pribadi menggunakan pompa Real Bubee double pump (lihat review disini). Sampai saat ini saya puas dengan performa pompa ASI Real Bubee.
Pompa ASI Real Bubee

  • Cooler Bag ASI
Saya pakai cooler bag dari Gabag. Bebas aja sih mau pakai cooler bag merk dan jenis apa. Sekarang ini kan banyak sekali model cooler bag yang bagus-bagus. Pertimbangkan yang memiliki 2 sekat kalau moms jika menggunakan pompa elektrik. Malah sekarang ada ya cooler bag yang model back pack. Jadi nyesel kenapa kemarin gak beli yang model back pack saja. Buat pemotor seperti saya kan jadi lebih ringkas, gak perlu nenteng 2 tas. 


Cooler Bag GABAG

  • Ice Gel atau Blue Ice Pack
Fungsi Ice Gel dan Blue Ice Pack ini untuk menjaga suhu di dalam cooler bag tetap dingin. Biasanya kalau beli cooler bag sudah dapat ice gel. Tapi gak ada salahnya sih beli blue ice pack untuk disimpan di freezer, persiapan kalau-kalau listrik padam. 
  • Wadah ASIP
Wadah ASIP juga sekarang beragam. Bisa pakai botol kaca, botol plastik BPA free atau kantong ASI. Sebenarnya sih lebih bagus pakai botol kaca, lemak ASI tidak akan menempel diwadah tapi penyimpanannya akan memakan tempat di freezer. Kalau punya freezer khusus ASIP sih ya gak masalah pakai botol kaca.


Botol Kaca ASI

  • Nursing Cover
Kenapa butuh nursing cover? Di tempat saya bekerja tidak ada ruangan khusus laktasi. Jadi saya memanfaatkan ruangan yang tidak terpakai. Ruangnnya berjendela kaca. Sebagian jendela menghadap keluar ditutup oleh roller blind, sedangkan jendela menghadap dalam dipasang sticker tapi itu juga tidak full. Jadi ruangnya tidak benar-benar tertutup rapat walaupun pintu bisa dikunci dari dalam. Mencegah hal yang tidak diinginkan maka saya pakai nursing cover yang model melingkar atau bisa juga menggunakan mukena atas. Realita yang harus dihadapi tapi harus tetap semangat..

Nursing Cover

  • Cemilan dan minuman
Yuhu kalau habis pumping pasti moms merasa lapar dan haus kan. Supaya ASI lancar perut harus tetap terisi.
  • Handphone
Ini sih biar gak sepi aja kalau sendirian pumping. Kan bisa lihat foto atau video Sabina. Atau bisa buat sambil Youtube-an....
  • Label dan Alat Tulis
Kalau ini untuk memberi label di wadah ASIP
Perjalanan menuju tempat pumping

Itu semua yang saya bawa ketika pumping. Banyak? Ribet? Gak sih, saya menikmati keribetan itu demi memberikan yang terbaik untuk Sabina..eaaa. Sama kah peralatan tempur ASIP kita moms? Kalau ada tambahan silahkan share di kolom komentar ya. Semoga bermanfaat untuk moms yang baru akan mempersiapkan peralatan ASIP. Happy pumping!! See you!! 



Review Hayuni: Pompa ASI Philips Avent, Mooimom dan Real Bubee


Hi beautiful moms!
Sudah hampir 3 bulan saya cuti dari pekerjaan. Sebentar lagi sudah harus balik ngeburuh pabrik (sekarang sih udah beneran balik ngeburuh). Huhuhu sedih tapi setiap orang pasti harus menghadapi konsekuensi atas pilihan yang diambil. Saya sendiri tahu dan menerima konsekuensinya walaupun tetap saja ada drama. Sementara waktu Sabina bakal diasuh sama mbah uti, karena kami (hasil diskusi sekeluarga besar ya bukan cuma maunya ibuknya Sabina ajah ) masih was was kalau Sabina harus diasuh orang lain. Rencananya habis lebaran baru pakai pengasuh. Iya...InsyaAllah walaupun Sabina ditinggal kerja dia tetap ASI. Dari kondisi saya juga tidak ada kendala apapun dalam memberikan ASI jadi kalau lancar sampai 2 tahun juga saya perjuangkan untuk ASI.

Nah...sebagai ibu bekerja saya sudah mempersiapkan diri untuk memberikan ASIP untuk Sabina. Jadi dari sebelum lahiran saya sudah menyicil peralatan ASIP. Pompa ASI, botol kaca (ini sih dikasih kakak ipar tercinta & dapat pinjeman dari teman kantor), alat sterilisasi (ini juga dipinjemin teman kantor), cooler bag ASI, kantong ASI dan freezer (ini sih pakai kulkas yang ada saja imbasnya bapak tidak boleh nyimpen es batu ).
Untuk kali ini yang akan saya bahas adalah pompa ASI. Review ini berdasarkan pengalaman dan pendapat saya ya. Kalau berbeda dengan moms jangan nyinyir okey share saja pengalamannya di kolom komen. Saya punya 3 pompa ASI. 2 yang beneran pompa yang 1 lagi seperti penampung ASI gitu (review singkat pernah saya post di IG). Kita bahas satu persatu ya…


  • Philips Avent Natural Manual Breast Pump
Philips Avent

Pompa ini saya tahu dari hasil blog walking, banyak para ibu yang pakai dan bilang ini pompa OK. Awalnya saya mau beli pompa ASI yang elektrik tapi saya berfikir takut gak kepakai sayang kalau beli mahal (padahal ini pompa juga mahal ). Lalu cari rekomendasi pompa ASI manual yang tidak membuat PD sakit muncul Philips Avent Manual Natural Breast Pump ini.


Part Pompa
Pompa ASI

Harga pompa ini sekitar Rp 500.000 -700.000 (Saya sih waktu itu beli dapat harga Rp 500.000). Pertama kali pakai sakit, saat itu kondisi puting saya kanan kiri lagi lecet parah sampai berdarah. Kalau kata teman yang sudah berpengalaman bilangnya kalau pertama kali pompa memang sakit. Berarti merk pompa ASI gak ngaruh dong 樂. Lalu setelah kondisi puting membaik saya coba pakai pompa ini lagi. Saya sendiri gak ada komplain dengan kualitasnya. Tuas pompanya enak gak keras, ada bantalan silikon di corongnya jadi nyaman. Keliatan bahan plastiknya bagus, part pompanya simpel jadi kalau tiap bersihin dan nyuci enak gak ribet. Pokoknya harga sesuai dengan kualitasnya lah. Tapi tetep...pegel pakai pompa manual yah .


  • Mooimom Silicon Manual Breast Pump


Mooimom Silicon Manual Breast Pump

Seperti yang saya ceritakan di IG. Saya tahu pompa ini dari kakak ipar waktu lagi ngobrolin perlengakapan bayi. Awalnya saya ragu mau beli ini, kepakai atau gak ya. Tapi karena waktu Sabina 1 bulan kalau menyusui malam PD sebelah yang tidak disusui penuh sekali sementara kalau tandem pakai pompa manual ribet sekali. Soalnya Sabina gak melulu tenang saat menyusu. Akhirnya saya beli ini. Harga yang merk Mooimom sekitar Rp 140.000an. Tapi ada juga merk lain yang lebih murah dan lebih mahal. Saya belum coba yang merk lain ya.
Sumpah saya gak nyesel sama sekali. Ini sangat berguna. Jadi kalau menyusui malam hari saya bisa tandem tampung ASI dari PD yang tidak disusui. Penggunaannya mudah tinggal tempel. Bahannya dari silicon. Jadi prinsipnya nempel terus nyedot atau nampung ASI yang menetes gitu. Memang tetap harus hati-hati sih supaya gak lepas dari PD pompanya. Tapi sepanjang saya pakai ini sangat memudahkan sih. Love lah pokoknya sama pompa ini .


  • Real Bubee Double Electric Pump


Real Bubee

Nah...kalau pompa elektrik ini rekomendasi dari teman kantor saya. Jadi sewaktu beli Philips Avent Manual Natural Breast Pump kan dikirim ke kantor nah pas banget dia lagi ada diruangan saya. Lalu cerita-cerita tentang pompa ASI deh. Kebetulan dia juga lagi cari pompa ASI (istrinya sih yang lagi nyari). Terus dia cerita ada pompa ASI elektrik murah, merk Real Bubbee desainnya sih dari Eropa tapi manufacture China. Harganya untuk yang double pump aja 150 ribu- 300 ribu. Murraahhh kaann…螺 Tapi karena murah itu saya belum langsung mau beli. Kefikiran buat beli ya pas udah ngerasa pegel pakai pompa manual.



Part Pompa

Part Mesin
Saya tanya sama teman kantor pengalaman istrinya pakai pompa Real Bubbee. Dia bilang lumayan bagus, daya hisapnya juga kuat dan bisa diatur. Akhirnya cerita ke suami dan dia bilang “beli aja, lagian pas awal ditawarin yang elektrik gak mau” . Karena merasa butuh, tapi budget minim, yaudah lah ya gambling saya beli aja. Memang sih kelihatan bahan plastik murah dan mahal yah, plastiknya seperti lebih tipis gitu. Terus valve nya juga terlihat ringkih dan gampang sobek dibanding dengan valve Avent. Tapi sampai sekarang sih pemakaian lebih dari 2 minggu masih ok. Buat pumping di kantor juga enak, jadi lebih cepat karena double pump. Semoga awet ya pompa ini sampai Sabina lulus ASIX bahkan sampai nanti 2 tahun..hihihi .


Nah...itu aja sih review pompa ASI yang saya punya. Dari semuanya, saya suka semuanya..hahaha. Soalnya ketiganya punya kegunaan yang berbeda jadi gak apple to apple kalau dibandingin. Moms ada yang pernah coba 3 pompa ASI diatas juga? boleh share pengalamannya di kolom komen.

Untuk pembelian bisa cek Mothercare yaa...


Update: Mesin pompa Real Bubee punya saya rusak. Kira-kira 2 bulan yang lalu. Sepertinya karena terkena air hujan (loh kok bisa mom?). Iya...saya kalau kerja kan naik motor lalu si tas ASI Gabag disimpan digantungan depan kan pas hujan deras ditengah perjalanan lupa dipindahkan kedalam tas kerja. Sedih deh...mesinnya seperti gak mau kalau dinyalain. Lampunya nyala tapi sebentar terus mati. Pak suami yang katanya mau coba benerin, bilangnya susah dibongkar mesinnya. Untungnya masih ada Pompa Avent. Huhuhu...jadi balik ke manual..

See you on next blog post!!